Beli Rumah Di Usia Muda, Apa Mungkin?

Rumah menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Oleh karena itu, dari sekian banyak impian masyarakat di Indonesia pasti banyak yang ingin membeli rumah sendiri. Selain bisa lebih mandiri, impian tersebut juga bisa menjadi tanda kesuksesan. Generasi milenial tentu ingin bisa juga beli rumah di usia muda. Apalagi, dikatakan kalau usia produktif saat muda menjadi waktu yang tepat untuk menabung dana beli rumah.

Sehubungan dengan itu, mengutip dari detik.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah menyampaikan bahwa generasi muda akan makin sulit mempunyai rumah karena mahalnya harga lahan dan risiko kenaikan bunga yang menyebabkan harga rumah jadi tidak sebanding dengan pendapatan. Hal inilah yang kemudian membuat generasi muda sekarang pesimis memiliki rumah sendiri karena tingginya harga rumah, mahalnya bunga KPR, dan sulitnya mencari pekerjaan dengan penghasilan yang layak. Biaya hidup yang besar dirasa tidak seimbang dengan penghasilan yang didapatkan membuat generasi muda merasa membeli rumah adalah hal yang sulit. Terlebih kenaikan harga rumah lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan gaji.

Padahal, semua itu bukan tidak mungkin. Perkara membeli rumah di usia muda bisa dilakukan dengan berbagai persiapan. Karena seperti yang kita semua tahu, biaya yang dibutuhkan untuk membeli rumah itu cukup besar. Apalagi, melihat fakta harga rumah di kawasan kota besar semakin lama semakin mahal. Bahkan di beberapa lokasi strategis ibu kota harganya sudah menyentuh miliaran rupiah. Maka dari itu, diperlukan perhitungan yang matang sejak awal. Mulai dari perhitungan biaya yang mau disiapkan hingga kapan waktu untuk membelinya.

  1. Tentukan Budget, Tetapkan Target
    Perihal ini sebenarnya tidak hanya berlaku saat membeli rumah, namun juga membeli berbagai barang kebutuhan lainnya.Tentukan harga rumah yang diinginkan dari awal. Sebab, untuk membeli rumah, faktor budget akan sangat penting. Tentukan target yang masuk akal dan sesuai dengan penghasilan saat ini dan kemungkinan peningkatan penghasilan beberapa tahun ke depan. Perlu diingat, dalam tahap ini harus bersikap realistis. Beli rumah disarankan benar-benar menyesuaikan kemampuan finansial.
  2. Tentukan Akan Cash atau KPR
    Kenaikan harga rumah yang cukup tinggi tiap tahun juga jadi pertimbangan bagaimana cara membeli rumah. Apalagi persentase kenaikan harga rumah itu lebih tinggi ketimbang persentase kenaikan gaji. Karena itu cara memberi rumah secara KPR ataupun cash patut dipertimbangkan. Sebab kalau sampai salah memutuskan, rencana beli rumah bisa gagal. Jika membeli dengan KPR, kelebihannya adalah bisa membeli rumah dengan dicicil. Namun, KPR memiliki kekurangan, yaitu cicilan yang dibayar tidak selamanya sama besarannya, tergantung pada perubahan suku bunga acuan BI. Kemudian total keseluruhan uang buat cicil rumah hingga lunas lebih besar ketimbang beli rumah secara cash. Sementara kalau membeli rumah secara cash, kelebihannya tidak akan terbebani utang. Tetapi kekurangan membeli secara cash adalah pengumpulan dananya akan mengorbankan beberapa alokasi pengeluaran demi bisa mengejar waktu beli rumah sebelum nantinya naik.
  3. Siapkan Anggaran
    Keuangan Kesulitan utama milenial dalam membeli rumah adalah tidak memiliki dana untuk membayar uang muka yang merupakan prasyarat KPR. Karena itu, mau tidak mau, uang muka harus dikumpulkan jika ingin punya rumah. Maka dari itu, langkah paling awal adalah menabung dari penghasilan. Cara paling efektif adalah dengan menabung setiap bulannya, minimal sebesar 20%-30% dari penghasilan bulanan. Untuk saran, pisahkan uang tersebut pada rekening khusus dan selalu utamakan menabung setiap kali gaji baru diterima. Jangan menunda menabung

    Setelah benar-benar sudah mengetahui berapa budget yang ingin dikumpulkan, mulailah menyusun anggaran untuk menabung dan target waktu kapan dana tersebut bisa terkumpul. Biasakan diri untuk membuat anggaran pengeluaran secara rinci tiap bulan. Jangan lupa juga untuk menentukan target waktu realistis, tidak perlu terburu-buru dan sekali lagi, sesuaikan dengan kemampuan finansial.

  4. Disiplin Kendali Keuangan
    Untuk dapat mengumpukan dana uang muka pembelian rumah, tentu pengelolaan keuangan harus dijalankan dengan baik salah satunya disiplin mengontrol keuangan. Jangan membeli sesuatu yang mendadak (tidak mendesak) di luar pos pengeluaran bulanan. Catat pengeluaran dan evaluasi secara berkala agar mencapai target yang telah ditentukan. Sangat penting untuk mengelola keuangan dengan seimbang. Pengeluaran tidak dianjurkan lebih besar dari pendapatan, dan hal ini sangat mungkin dilakukan dengan cara menekan pengeluaran.

Pada akhirnya, perlu diingat kalau tidak ada usia yang ‘tepat’ atau ideal untuk membeli rumah. Akan tetapi, mulai mengevaluasi dan memikirkan hal tersebut tetap menjadi cara cerdas apakah sanggup membelinya atau tidak. Karena mau bagaimananpun, tak dapat dipungkiri bahwa membeli rumah berpotensi menguntungkan pada usia berapa pun, baik tua maupun muda selama kondisinya tepat. Kesiapan untuk membeli rumah dapat dilihat salah satunya ketika dapat membayar pembayaran bulanan dan biaya kepemilikan rumah lainnya, siap menjaga rumah cukup lama, menanggung risikonya seperti biaya pemeliharan mendadak, dan siap bertanggung jawab untuk memiliki dan memelihara rumah.

Lebih lanjut, yang namanya niat harus dibarengi dengan ikhtiar. Begitupula niat mau beli rumah, perlu diiringi dengan kerja keras dan menabung mengumpulkan uang. Tak kalah penting adalah mengatur dan mengelola keuangan dengan baik, agar penghasilan yang didapatkan bisa untuk memuluskan niat memiliki rumah idaman. Selalu ada jalan bagi yang mau berusaha. Dengan persiapan matang, siapapun sangat mungkin membeli rumah. Supaya pertimbangan dan persiapan matang, yuk hubungi Property Consultant Harmony Land Group sekarang!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top