Beli Rumah Di Usia Muda, Apa Mungkin?

Rumah menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Oleh karena itu, dari sekian banyak impian masyarakat di Indonesia pasti banyak yang ingin membeli rumah sendiri. Selain bisa lebih mandiri, impian tersebut juga bisa menjadi tanda kesuksesan.  Generasi milenial tentu ingin bisa juga beli rumah di usia muda. Apalagi, dikatakan kalau usia produktif saat muda menjadi waktu yang tepat untuk menabung dana membeli rumah. 

Sehubungan dengan itu, mengutip dari detik.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah menyampaikan bahwa generasi muda akan makin sulit mempunyai rumah karena mahalnya harga lahan dan risiko kenaikan bunga yang menyebabkan harga rumah menjadi tidak sebanding dengan pendapatan. Hal inilah yang kemudian membuat generasi muda sekarang pesimis memiliki rumah sendiri karena tingginya harga rumah, mahalnya bunga KPR, dan sulitnya mencari pekerjaan dengan penghasilan yang layak. Biaya hidup yang besar dirasa tidak seimbang dengan penghasilan yang didapatkan membuat generasi muda merasa membeli rumah adalah hal yang sulit. Terlebih kenaikan harga rumah lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan gaji. 

Padahal, semua itu bukan tidak mungkin. Perkara membeli rumah di usia muda bisa dilakukan dengan berbagai persiapan. Karena seperti yang kita semua tahu, biaya yang dibutuhkan untuk membeli rumah itu cukup besar. Apalagi, melihat fakta harga rumah di kawasan kota besar semakin lama semakin mahal. Bahkan di beberapa lokasi strategis ibu kota harganya sudah menyentuh miliaran rupiah. Makanya diperlukan perhitungan yang matang sejak awal. Mulai dari perhitungan biaya yang mau disiapkan hingga kapan waktu untuk membelinya. 

1. Tentukan Budget, Tetapkan Target
Tentukan harga rumah yang diinginkan dari awal. Sebab, untuk membeli rumah, faktor budget akan sangat penting. Tentukan target yang masuk akal dan sesuai dengan penghasilan saat ini dan kemungkinan peningkatan penghasilan beberapa tahun ke depan. Perlu diingat, dalam tahap ini harus bersikap realistis. Beli rumah disarankan benar-benar menyesuaikan kemampuan finansial.

2. Tentukan Akan Cash atau KPR
Kenaikan harga rumah yang cukup tinggi tiap tahun juga jadi pertimbangan bagaimana cara membeli rumah. Apalagi persentase kenaikan harga rumah itu lebih tinggi ketimbang persentase kenaikan gaji. Karena itu cara membeli rumah secara KPR ataupun cash patut dipertimbangkan. Sebab kalau sampai salah memutuskan, rencana beli rumah bisa gagal. Jika membeli dengan KPR, kelebihannya adalah bisa membeli rumah dengan dicicil. Namun, KPR memiliki kekurangan, yaitu cicilan yang dibayar tidak selamanya sama besarannya, tergantung pada perubahan suku bunga acuan BI. Kemudian total keseluruhan uang buat mencicil rumah hingga lunas lebih besar dibandingkan beli rumah secara cash. Sementara kalau membeli rumah secara cash, kelebihannya tidak akan terbebani utang. Tetapi kekurangan membeli secara cash adalah pengumpulan dananya akan mengorbankan beberapa alokasi pengeluaran demi bisa mengejar waktu beli rumah sebelum nantinya naik.

3. Siapkan Anggaran Keuangan
Kesulitan utama milenial dalam membeli rumah adalah tidak memiliki dana untuk membayar uang muka yang merupakan prasyarat KPR. Karena itu, mau tidak mau, uang muka harus dikumpulkan jika ingin punya rumah. Maka dari itu, langkah paling awal adalah menabung dari penghasilan. Cara paling efektif adalah dengan menabung setiap bulannya, minimal sebesar 20%-30% dari penghasilan bulanan. Untuk saran, pisahkan uang tersebut pada rekening khusus dan selalu utamakan menabung setiap kali gaji baru diterima. Jangan menunda menabung!

Setelah benar-benar sudah mengetahui berapa budget yang ingin dikumpulkan, mulailah menyusun anggaran untuk menabung dan target waktu kapan dana tersebut bisa terkumpul. Biasakan diri untuk membuat anggaran pengeluaran secara rinci tiap bulan. Jangan lupa juga untuk menentukan target waktu yang realistis, tidak perlu terburu-buru dan sekali lagi, sesuaikan dengan kemampuan finansial.

4. Disiplin Kendalikan Keuangan
Untuk dapat mengumpukan dana uang muka dan pelunasan pembelian rumah, tentu pengelolaan keuangan harus dijalankan dengan baik salah satunya dengan disiplin mengontrol keuangan. Jangan membeli sesuatu yang mendadak (tidak mendesak) di luar pos pengeluaran bulanan. Catat pengeluaran dan evaluasi secara berkala agar mencapai target yang telah ditentukan. Sangat penting untuk mengelola keuangan dengan seimbang. Pengeluaran tidak  dianjurkan lebih besar dari pendapatan, dan hal ini sangat mungkin dilakukan dengan cara menekan pengeluaran.

Pada akhirnya, perlu diingat kalau tidak ada usia yang ‘tepat’ atau ideal untuk membeli rumah. Akan tetapi, mulai mengevaluasi dan memikirkan hal tersebut tetap menjadi cara cerdas apakah sanggup membelinya atau tidak. Karena mau bagaimananpun, tak dapat dipungkiri bahwa membeli rumah berpotensi menguntungkan pada usia berapa pun, baik tua maupun muda selama kondisinya tepat. Kesiapan untuk membeli rumah dapat dilihat salah satunya ketika dapat membayar pembayaran bulanan dan biaya kepemilikan rumah lainnya, siap menjaga rumah cukup lama, menanggung risikonya seperti biaya pemeliharan mendadak, dan siap bertanggung jawab untuk memiliki dan memelihara rumah.

Lebih lanjut, yang namanya niat harus dibarengi dengan ikhtiar. Begitupula niat mau beli rumah, perlu diiringi dengan kerja keras dan menabung mengumpulkan uang. Tak kalah penting adalah mengatur dan mengelola keuangan dengan baik, agar penghasilan yang didapatkan bisa untuk memuluskan niat memiliki rumah idaman. Selalu ada jalan bagi yang mau berusaha. Dengan persiapan matang, siapapun sangat mungkin membeli rumah.

Supaya pertimbangan dan persiapan matang, yuk hubungi Property Consultant Harmony Land Group sekarang!

Tipe Rumah Ini Paling Banyak Dicari Di Indonesia

Jenis atau tipe rumah biasanya menjadi hal pertama yang dipertimbangkan oleh calon konsumen. Karena, dengan begitu si calon pembeli bisa membayangkan seperti apa tampilan dan spesifikasi rumah tersebut berdasarkan tipenya. Di Indonesia sendiri, tipe rumah biasanya dikategorikan berdasarkan luas bangunannya, misalnya tipe 21, tipe 36, tipe 45, hingga tipe 70 dan tipe 120.

Dari sekian banyak tipe rumah di Indonesia, tipe rumah 36 memang paling banyak dipasarkan karena menjadi salah satu tipe rumah yang banyak dicari masyarakat. Rumah model ini dinilai memiliki kisaran harga yang terjangkau dan memiliki luas yang sesuai bagi para pemburu rumah pertama. Rumah tipe 36 banyak dibeli oleh masyarakat yang mengincar rumah terjangkau, baik itu oleh keluarga kecil dengan 1 anak atau pasangan muda. Karenanya, banyak perumahan modern yang menawarkan unit tipe rumah 36.

Soal luas sendiri, luas tanah rumah tipe 36 berbeda-beda. Dua contoh yang lumayan sering ditemui di pasaran adalah tipe rumah 36/60 dan rumah tipe 36/72. Ti
pe rumah 36/60 artinya rumah yang dijual tersebut memiliki luas bangunan 36 meter persegi dengan luas tanah 60 meter persegi. Sedangkan tipe rumah 36/72 memiliki luas bangunan 36 meter persegi dengan luas tanah 72 meter persegi. Dilihat dari pembagian ruangannya, tipe rumah 36 banyak yang dibangun dengan spesifikasi ruang berupa 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga yang berfungsi sebagai ruang tamu juga dan 1 dapur serta kamar mandi, sehingga masih cukup nyaman ditempati.

Nah, mengapa rumah tipe 36 ini populer di kalangan masyarakat? Memangnya, apa saja keunggulannya dibandingkan dengan rumah tipe lain?

1. Harga Relatif Lebih Murah
Luas tanah yang relatif kecil menjadikan harga rumah tipe 36 lebih terjangkau. Biaya hidup di rumah tipe 36 pun biasanya akan jauh lebih murah. Misalnya, bisa saja di rumah tipe 36 tidak membutuhkan AC karena memang sudah sejuk, dan merasa sudah cukup dengan hanya menggunakan kipas angin. Otomatis, biaya yang dikeluarkan untuk listrik rumah menjadi lebih sedikit sehingga penghuni rumah bisa berhemat.

2. Rumah Relatif Mudah Didesain
Meski ukuran rumah tipe 36 relatif kecil, lantaran banyaknya peminat, rumah tipe 36 justru memiliki banyak referensi desain yang dapat dipilih. Sehingga, konsumen tidak perlu khawatir akan kehabisan ide dalam mendesain rumah tipe 36. Belum lagi, dengan desain interior minimalis akan mempermudah penghuninya untuk mempercantik setiap ruangan dalam bangunan ini.

3. Listrik Relatif Lebih Hemat
Salah satu yang menjadi perhitungan dalam pengeluaran bulanan adalah biaya listrik. Biaya listrik di rumah tipe 36 dapat ditekan karena tidak memerlukan pencahayaan lampu yang banyak. Selain itu, rumah tipe 36 mempunyai lahan yang lebih kecil untuk menampung hawa panas dan dingin. Dengan begitu, karena ruang yang ada, biasanya peralatan listrik menjadi lebih sedikit dan secara otomatis pemakaian listrik pun menjadi minim.

4. Rumah Relatif Mudah Dibersihkan
Di rumah tipe 36 ini, dengan ruang yang tersedia, penghuni rumah dapat dengan mudah melakukan pembersihan dan maintenance di rumah. Ruang yang lebih sedikit berarti lebih sedikit pula ruang yang harus dibersihkan. Waktu yang dikeluarkan untuk bersih-bersih dan mengurus rumah pun menjadi lebih efisien. Sisi baiknya, penghuni rumah bisa menggunakan waktu yang dimiliki untuk bermain di luar dan melakukan berbagai kegiatan yang disenangi sebagai keluarga. Jadi, membersihkan rumah relatif lebih mudah dan efisien tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga.

5. Keluarga Relatif Lebih Akrab
Sedikitnya ruang justru dapat dimanfaatkan bagi keluarga kecil untuk membangun kedekatan dan kehangatan di rumah. Interaksi yang dekat antar ruang memudahkan keluarga kecil untuk berinteraksi satu sama lain. Setiap ruangan pasti lebih terasa akrab dan membuat kecenderungan untuk berkumpul menjadi lebih meningkat. Bahkan kesan lebih hangat juga dapat ditampilkan dari bentuk desain rumah tipe 36 mulai dari depan rumah.

6. Akses Ruang Relatif Mudah
Luas bangunan pada rumah tipe 36 membuat akses antar-ruangan menjadi lebih mudah, sehingga penghuninya dapat berpindah ruangan dengan lebih cepat. Selain itu, beberapa area juga kerap digabungkan dalam rumah tipe 36, misalnya ruang tamu, ruang keluarga, hingga ruang makan dan dapur. Jadi, penghuni rumah bisa melakukan beragam aktivitas sekaligus di satu ruangan yang sama tanpa harus sering berpindah tempat.


Itu dia kelebihan yang membuat banyak orang lebih memilih rumah tipe 36. Namun, apa pun pilihannya pastikan kamu dan keluarga merencanakan pembelian dan/atau pembangunan rumah dengan matang. Karena, pada akhirnya tidak ada jaminan pasti perihal yang mana tipe rumah terbaik. Semuanya tergantung pada kebutuhan masing-masing keluarga.

Kamu bebas mencari hunian impianmu sendiri. Sebuah rumah bisa minimalis selama itu memenuhi kebutuhanmu. Boleh juga mewah dengan tipe rumah yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan. Harmony Land Group sendiri punya beberapa pilihan tipe rumah sesuai kebutuhan mulai dari tipe 30 sampai tipe 62. Silakan hubungi Konsultan Properti kami apabila rumah di Harmony Land Group adalah hunian yang kamu cari. Kami siap membantumu dalam menemukan rumah impian.

Survey sekarang!

 

Apakah Rumahmu Sudah Dapat Dikategorikan Hunian yang Ideal?

Kriteria Rumah Ideal
Pernahkah kamu bertanya-tanya soal luas rumah ideal di Indonesia? Sebab, ternyata yang namanya sebuah rumah harus bisa mengakomodasi ruang gerak penghuninya. Karena, hal ini berpengaruh pada kenyamanan hingga kesehatan penghuni yang tinggal di dalamnya.

Secara global, luas minimal hunian menjadi salah satu indikator kualitas pembangunan perumahan pada suatu negara. Indikator tersebut dipengaruhi oleh luas hunian dan jumlah penghuni. Standar luas minimal berbeda-beda antar negara, tergantung pada tingkat ekonomi, sosial budaya dan iklim. Luas lantai per jiwa akan naik seiring dengan tingkat ekonomi dan kemakmuran suatu negara.  Umumnya, standar minimal kebutuhan ruang per orang yakni 7,2 meter persegi. Artinya, bila rumah dihuni tiga orang, maka luas bangunannya minimal 21,6 meter persegi. Di sisi lain, kebutuhan ruang per orang untuk standar internasional seluas 12 meter persegi. Apabila bangunan dihuni tiga orang, membutuhkan seluas 36 meter persegi.

Sementara di Indonesia sendiri, kebutuhan luas minimal rumah diatur dalam SNI 03-1733-2004. Standar tersebut dihitung berdasarkan
kebutuhan udara segar manusia dalam beraktivitas di dalam ruangan. Berdasarkan standar tersebut, dapat dilihat bahwa:

  • Jika rumah dihuni tiga orang, maka luas bangunannya 27 meter persegi.
  • Rumah dengan kapasitas empat orang dibutuhkan luas minimal 36 meter persegi.
  • Dengan mengacu pada perhitungan tersebut, untuk sebuah rumah dapat dikategorikan sebagai rumah ideal, diperlukan luas lahan minimal 60 meter persegi, efektif 72-90 meter persegi, serta yang paling ideal seluas 200 meter persegi. Dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit-langit adalah 2.80 meter.

Luas rumah ideal atau disebut juga rumah sederhana sehat memungkinkan penghuni untuk dapat hidup sehat dan menjalankan kegiatan hidup sehari-hari secara layak. Salah satu kriteria yang menentukan sebuah rumah dikatakan sehat ialah kebutuhan minimal ruang. Baik itu di dalam maupun luar ruangan. Kebutuhan ruang setiap orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia di dalam rumah. Aktivitas tersebut meliputi tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci, masak, serta ruang gerak lainnya. Penerapan kebutuhan minimal ruang gerak ini dapat membuat penghuni tetap hidup sehat dan menjalankan kegiatan hidup sehari-hari secara layak.

Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sederhana sehat perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:

  1. Kebutuhan luas per jiwa.
  2. Kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK).
  3. Kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK).
  4. Kebutuhan luas lahan per unit bangunan.

Selain aspek luas ruangan, rumah sebagai tempat tinggal juga harus memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan yang diukur dari tiga hal penting yaitu pencahayaan, penghawaan, serta suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Jadi, sebuah kondisi rumah dikatakan ideal apabila rumah tersebut sudah memenuhi kebutuhan para penghuninya, baik kebutuhan akan ruangnya, kenyamanannya, kesehatannya, maupun dari sisi anggaran dan lain-lain.

 

Tiga Patokan dalam Mengukur Luas Rumah Ideal

1. Ukuran Lahan
Sebuah rumah ideal tidak harus memiliki lahan yang luas, tapi harus cukup untuk semua bagian rumah, mulai dari bangunan, halaman depan, hingga halaman belakang rumah. Tentunya, patokan lahan hunian yang ideal dapat berubah sesuai kondisi tempat tinggal.

2. Tinggi Rumah
Selanjutnya adalah tinggi rumah. Mengingat Indonesia memiliki iklim tropis, maka tinggi rumah yang ideal berkisar 2,8–3,5 meter. Rumah dengan ukuran tersebut sangat umum dijumpai di Indonesia. Sedangkan untuk tinggi dinding rumah idealnya adalah 6×9 meter, agar plafon dan lisplang terlihat lebih proporsional. Namun terkadang beberapa desain plafon rumah memiliki tinggi hingga 5 meter, agar rumah memiliki sirkulasi udara yang baik.

3. Interior Rumah
Terakhir, ada bagian dalam rumah atau interior rumah yang dapat disesuiakan dengan lahan yang tersedia dan kebutuhan penghuninya masing-masing. 

Pada akhirnya, membangun rumah ideal haruslah yang dapat memenuhi kebutuhan masing-masing penghuninya. Negara boleh jadi mempunyai standar nasional untuk pembangunan sebuah rumah, namun jadikan standar tersebut sebagai pedoman dasar. Penghuni rumahlah yang paling tahu kebutuhan huniannya masing-masing, selama dapat mengakomodasi hidup layak yang tinggal di dalamnya. Sehingga, yang namanya rumah bisa menjadi tempat ternyaman untuk pulang.

Kamu bebas mencari hunian impianmu sendiri. Sebuah rumah bisa minimalis selama itu memenuhi kebutuhanmu. Boleh juga mewah sampai dengan yang memiliki high ceiling di dalamnya. Harmony Land Group sendiri punya beberapa pilihan rumah sesuai kebutuhanmu. Tidak hanya itu, luas rumah di Harmony Land Group juga beragam mulai dari ukuran tanah 60 meter persegi sampai dengan 144 meter persegi. Dengan demikian, dapat dikatakan rumah-rumah di Harmony Land Group sudah sesuai dengan standar rumah ideal di Indonesia. 

Silakan hubungi Konsultan Properti kami apabila rumah di Harmony Land Group adalah hunian yang kamu cari. Kami siap membantumu dalam menemukan rumah impian. Survey sekarang!

Tahukah Kamu? Gagang Pintu Bisa Mensterilkan Dirinya Sendiri

Gagang pintu kebanyakan berukuran kecil, namun keberadaannya cukup krusial dalam kehidupan sehari-hari. Hm, kenapa bisa begitu?

Karena setiap hari kita akan menyentuh gagang pintu, baik untuk masuk maupun keluar rumah dan ruangan lainnya.  Benda yang sering dipegang oleh tangan manusia biasanya akan cepat kotor. Maka, sentuhan pada gagang pintu tentu akan membuat perpindahan bakteri terjadi dengan lebih mudah. Oleh sebab itu, baiknya untuk gagang pintu menggunakan material anti bakteri.

Coba amati setiap pintu yang ada di rumah. Kalian akan menemui beberapa rumah yang gagang pintunya terbuat dari kuningan atau tembaga. Ternyata ada alasan dari bahan material ini yang dipilih untuk membuat gagang pintu. Kuningan dan tembaga memiliki kelebihan bisa membunuh kuman atau bakteri. Bahkan, kedua material tersebut menjadi benda mati yang hampir tidak bisa dihinggapi virus dalam waktu yang lama. Makanya, dari sekian banyak bahan kuat, kuningan atau tembaga menjadi salah satu bahan yang lumayan sering digunakan untuk membuat gagang pintu.

Berdasarkan penelitian National Institutes of Health, Princeton, dan University of California, Los Angeles, menemukan bahwa virus COVID-19 hanya dapat bertahan selama 4 jam di atas permukaan kuningan dan tembaga. Sementara pada permukaan plastik dan stainless steel, bertahan selama 2-3 hari. Dengan begitu, gagang pintu berbahan kuningan dan tembaga menjadi lebih aman untuk digunakan.

Tapi, bagaimana bisa ya, kedua bahan ini bisa membunuh kuman?

Kuningan dan tembaga adalah salah satu zat yang memiliki kandungan antimikroba. Walau ada benda lain yang memiliki kandungan antimikroba seperti emas dan perak, kuningan dan tembaga tetap lebih unggul. Hal ini disebabkan lantaran kuningan dan tembaga tersusun dari atom yang spesifik sehingga memiliki kekuatan lebih untuk membunuh kuman atau bakteri. Pada bagian luar kuningan dan tembaga, terdapat elektron bebas yang mampu menyerang bakteri dan kuman yang menempel di permukaannya. Selain elektron bebas, ada juga kandungan ion yang bisa menghancurkan bakteri. Fenomena ini disebut “efek oligodinamik,” istilah ketika ion logam dalam kuningan dan tembaga memiliki efek toksik pada sel hidup dan bakteri, bahkan dalam konsentrasi rendah.

Namun yang perlu diperhatikan, untuk menjadi gagang pintu kuningan yang dapat mensterilkan diri sendiri, harus dibuat setidaknya dari 60% tembaga agar efektif menghancurkan bakteri.

Kemampuan kuningan dan tembaga untuk mensterilkan diri membuat material ini lebih tahan terhadap karat. Hal ini membuat perawatan gagang pintu dari kuningan dan tembaga lebih mudah dibandingkan bahan besi. Meski begitu, tetap pastikan tangan dalam keadaan bersih atau kering ketika menyentuh gagang pintu, ya! Agar warna gagang tetap bagus dan kelihatan terjaga.

Tren Desain Era Milenial: Konsep Dapur Terbuka

Sejak semakin populer sepanjang abad ke-20, denah lantai terbuka telah menjadi tren dalam desain rumah selama lebih dari satu dekade. Daripada kamar-kamar terpisah yang dipisahkan oleh dinding, rumah berkonsep terbuka menggabungkan satu atau lebih area di rumah; seperti ruang tamu, ruang makan, dan/atau dapur digabungkan menjadi satu ruang besar. Dari sini kemudian lahir konsep denah dapur terbuka, yaitu dapur yang lebih terintegrasi dengan ruangan-ruangan yang berdekatan di dalam rumah, biasanya ruang tamu dan ruang makan. Dapur seperti itu umumnya ‘terbuka’ lebih dari satu sisi, artinya tidak tidak ada dinding yang memisahkan ruang memasak dari ruang tamu dan ruang makan. Karenanya, konsep ini membuat ruang kolektif tersebut tampak lebih luas dan memfasilitasi arus interaksi dan sosialisasi menjadi lebih lancar.

Menurut American Institute of Architects, lebih dari 50 persen perusahaan desain mengalami peningkatan permintaan untuk desain dapur terbuka dari klien. Popularitasnya tentu saja didasarkan pada berbagai manfaat yang diberikan untuk kebutuhan hidup di era milenial seperti sekarang ini. Di antaranya antara lain adalah:

1. Sirkulasi Udara dan Cahaya
Mempertimbangkan bahwa beberapa dinding dihilangkan, dapur terbuka cenderung lebih terang dan berventilasi baik secara alami. Cahaya alami sepanjang hari sangat bagus untuk menghilangkan stres dan meningkatkan kualitas tidur serta memiliki manfaat tambahan untuk menekan biaya listrik di rumah. Selain itu, manfaat utama dalam aspek ini adalah aliran udara yang sangat baik. Menghilangkan dinding memungkinkan udara mengalir semakin bebas di dalam rumah.

2. Multitasking dan Sosialisasi
Konsep dapur terbuka memungkinkan penghuni rumah untuk dapat menggabungkan beberapa aktivitas di ruangan lain dengan memasak. Misalnya, bisa menonton tutorial memasak di TV sambil memasak di dapur. Atau, jika memiliki anak yang membutuhkan pengawasan, dapur terbuka dapat membantu penghuni rumah mengawasi mereka saat memasak. Selain itu, dengan konsep dapur terbuka orang yang menyiapkan makanan di dapur terbuka tetap bisa terlibat dalam percakapan di sekitar atau membagikan hidangan kepada orang-orang di ruangan yang terhubung, misalnya sambil berbincang dengan tamu yang duduk di sofa.

Secara keseluruhan, dapur modern yang terbuka membuat ikatan yang lebih baik dengan keluarga dan/atau tamu yang datang; memasak dan bersosialisasi sekaligus. Hal ini memungkinkan seluruh keluarga untuk tetap berinteraksi bersama meskipun sedang memasak, makan, mengerjakan pekerjaan rumah atau menonton TV.

3. Efisiensi Pemanfaatan Ruang
Konsep denah terbuka bisa membuat dapur jadi lebih serbaguna dan fungsional untuk aktivitas sehari-hari dan hiburan. Lebih lanjut, ini menciptakan tata letak yang lebih efisien, di mana ruangan tidak akan terasa sempit dan terbatas. Karena membuat rumah terlihat lebih besar, konsep dapur terbuka cocok untuk rumah berukuran sederhana, sehingga bisa menampung lebih banyak orang.

Meskipun secara teknis mungkin jadi ada lebih sedikit jumlah ruangan, tetap tidak mengeyampingkan fakta bahwa ruang terbuka yang diciptakan akan jauh lebih besar di mana tidak ada sudut yang terbuang percuma. Karena menciptakan ilusi ruang, konsep desain dapur terbuka, seperti yang sudah dikatakan, dapat memusatkan aktivitas keluarga di sekitar dapur, mendorong komunikasi, dan menjadikan memasak makanan sebagai proses kolaboratif yang menyenangkan.

4. Fleksibilitas Tata Ruang
Dengan adanya perwujudan konsep ruang terbuka, penghuni rumah memiliki kebebasan untuk mengatur ulang konfigurasi ruangan dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan gaya hidup. Rumah akan tumbuh bersama penghuninya dan memungkinkan adanya modifikasi kecil secara berkala, terutama dengan komposisi furnitur. Konsep ruang terbuka pada akhirnya memberi rumah dan penghuninya sebuah kebebasan untuk berkembang yang tak terbatas, karena adanya fleksibilitas untuk mendesain ruangan persis seperti yang diinginkan tanpa batasan dinding.

Pemilik rumah juga mendapatkan ruang ekstra untuk furnitur tambahan. Ini bagus untuk keluarga yang membutuhkan ruang penyimpanan ekstra. Misalnya, mau memamerkan peralatan dapur terbaru yang sudah dicari dengan susah payah. Dengan dapur terbuka, pemilik rumah dapat memamerkan semua kecantikan dekorasi dapur kepada tamu yang datang.

Namun, perlu untuk kembali diingat, bahwa tidak ada jawaban yang mutlak mengenai manakah yang lebih baik: dapur terbuka atau tertutup. Jawabannya berbeda untuk setiap rumah dan orang yang tinggal di dalamnya. Dalam menentukannya, sebaiknya mulai dengan daftar kebutuhan, diikuti dengan daftar keinginan. Konsultan properti Harmony Land Group di sini bisa membantu Anda untuk memilih sesuai kebutuhan. Kalau dapur terbuka yang memang Anda cari, Harmony Land Group juga memiliki berbagai pilihan rumah dengan konsep dapur terbuka.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Harmony Land Group melalui kontak di bawah ini.

Beli Rumah Karena Ingin atau Butuh? Ketahui Perbedaannya!

Salah satu pertanyaan pertama yang semestinya ditanyakan kalau mau beli rumah untuk pertama kalinya adalah: “apa yang dibutuhkan dan diinginkan dari sebuah hunian?” Ini mungkin kelihatannya seperti pertanyaan yang mudah dijawab. Tapi, sebenarnya mengidentifikasi “keinginan” dan “kebutuhan” adalah aspek penting ketika mencari rumah. Karena, sering kali ada banyak tekanan untuk menemukan rumah yang “tepat”. Sedangkan, definisinya akan menjadi relatif bagi setiap orang tergantung keinginan dan kebutuhan masing-masing.

Seringkali, ada beberapa hal yang terus dipikirkan saat mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan dalam membeli rumah. Seperti misalnya: Apa yang disukai dan tidak disukai terkait hunian yang dicari? Hal-hal semacam ini sangat mempengaruhi keseharian penghuni rumah; Berapa lama rencana akan tinggal? Kebutuhan dan keinginan adalah sesuatu yang bisa berubah secara dinamis, karenanya harus dipikirkan secara spesifik untuk jangka pendek dan jangka panjang; Apakah sanggup memenuhi segala tagihan finansial terkait rumah tersebut? Apakah uangnya cukup? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menabung? Ini perlu dipertimbangkan secara realistis.

Inilah mengapa membedakan keinginan dan kebutuhan itu penting, tujuannya agar:
– Mencegah pembelian secara impulsif.
– Bisa memilah mana rumah yang cocok dan tidak cocok.
– Dapat mempersempit opsi rumah yang sesuai dengan kebutuhan.
– Bertindak secara tepat dan cepat ketika menemukan rumah yang dicari.

NEED TO
Kebutuhan adalah sesuatu yang benar-benar penting untuk keberlangsungan hidup. Sebaikanya rioritaskan mempertimbangkan hal ini mulai dari yang paling esensial terlebih dahulu. Baru, dilanjutkan ke aspek yang akan menyenangkan untuk dimiliki (diinginkan). Kategori ini dilihat sebagai pembelian yang harus dimiliki, dan mencangkup aspek-aspek pada sebuah hunian yang dianggap tidak dapat hidup tanpanya dalam keadaan apa pun. Seringnya, akan selalu ada tiga aspek umum ketika bicara soal apa yang dibutuhkan. Kalau ini tidak terpenuhi, biasanya secara otomatis rumah dianggap tidak cocok.

1. Lokasi
Evaluasi lokasi mana yang layak huni dan mana yang tidak. Setiap pembeli rumah akan memiliki prioritas yang berbeda dalam hal lokasi. Kebanyakan lebih mempertimbangkan waktu perjalanan dari rumah ke tempat bekerja. Beberapa yang lain mungkin tidak masalah kalau jauh dari tempat kerja tetapi lebih dekat ke sekolah anak mereka, di mana lingkungannya jauh lebih aman. 

2. Ruang
Orang akan selalu mempertimbangkan ruang yang dibutuhkan di rumah baru. Bergantung pada berapa lama seseorang berencana untuk tinggal di rumah barunya, mereka perlu memikirkan ukuran rumah dengan menghitung jumlah kamar mandi, kamar tidur, ruang lain yang dibutuhkan.

3. Anggaran
Penting untuk menetapkan anggaran sejak awal dalam proses pembelian rumah dan menaatinya. Anggaran idealnya sudah disiapkan sebelum membeli. Rumah harus berada dalam kisaran harga yang mampu dibayarkan; jika tidak, hanya membuang-buang waktu untuk mencarinya. Setiap pembeli rumah harus juga mempertimbangkan sejauh mana mereka memenuhi syarat untuk kualifikasi KPR, kalau berniat melakukannya. Ini biasanya tergantung pada pendapatan rumah tangga tahunan, skor kredit, dan total uang muka yang bersedia mereka berikan.

WANT TO
Pembelian yang ingin dimiliki, adalah barang-barang yang diinginkan tetapi masih dapat hidup tanpanya, dan dapat ditambahkan di lain waktu. Bagaimanapun, boleh untuk mempertimbangkan hal-hal yang diinginkan demi kesenangan semata. Tapi, dengan catatan aspek ini harus memiliki fleksibilitas. Tidak masalah kalau benar-benar menginginkannya, yang terpenting tetap harus bersedia berkompromi jika hunian yang ditemukan tidak memiliki apa yang diinginkan. Bagaimanapun harus ada kerelaan untuk mengabaikan aspek tersebut. Karena pada akhirnya, kebutuhan adalah hal yang lebih mendesak daripada keinginan. Sementara, hal-hal yang bersifat keinginan bisa diwujudkan di kemudian hari ketika semua kebutuhan sudah terpenuhi. Biasanya, keinginan terkait hunian mencakup dua hal di bawah ini:

1. Fasilitas
Aspek ini biasanya yang paling banyak dipertimbangkan. Biasanya pembeli cenderung menginginkan banyak hal terkait fasilitas yang ditawarkan dari sebuah hunian. Tetapi, cobalah untuk menentukan daftar prioritasnya. Karena, semakin banyak fasilitas yang didapat biasanya akan semakin besar biaya pemeliharaannya. Tidak jarang kebutuhan dan keinginan berubah saat melihat lebih banyak pilihan rumah. Fasilitas yang awalnya dianggap penting mungkin akan berkurang nilainya seiring semakin banyak rumah yang dilihat. Di sisi lain, sesuatu yang dimulai sebagai “keinginan” mungkin juga akan berubah menjadi kategori “kebutuhan” seiring berjalannya waktu.

2. Estetika
Saat membeli rumah, selalu ingat bahwa estetika interior dan eksterior dapat dengan mudah diubah dan diperbarui di lain waktu. Barang-barang seperti lantai, karpet, warna cat, dan peralatan semuanya bisa diubah. Jika sedang mempertimbangkan untuk membeli rumah baru, jangan terlalu tergesa untuk segera memiliki aspek yang satu ini seluruhnya. Utamakan kebutuhan terlebih dahulu, karena estetika sebuah rumah tetap bisa dibangun di waktu-waktu mendatang setelah membeli rumah.

Follow Us

PT Harmony Land Group, perusahaan penyedia hunian tapak terpercaya di Indonesia yang berdiri sejak 2015.

Address

PT Harmony Land Group, perusahaan penyedia hunian tapak terpercaya di Indonesia yang berdiri sejak 2015.

Address

© 2022. Harmony Land Group. All rights reserved.