Resesi 2023: Pro dan Kontra Beli Rumah

Sejak adanya informasi mengenai prediksi resesi global tahun 2023, masyarakat saat ini tengah berada dalam situasi yang mengharuskan mereka untuk waspada terhadap indikasi-indikasi resesi ekonomi global tahun depan. Salah satu persoalan yang akan dihadapi masyarakat Indonesia datang dari sektor properti. Secara umum, membeli properti selama resesi bisa mendapatkan penawaran yang lebih baik. Akan tetapi, tampaknya resesi kali ini unik, setiap orang bisa saja berada dalam situasi keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Maka dari itu, terdapat pro dan kontra mengenai pembelian rumah di masa resesi.

Pro Membeli Rumah

1. Peluang investasi
Salah satu investasi yang mengalami kenaikan adalah investasi properti. Investasi properti merupakan pilihan investasi kelas atas yang sudah memahami antisipasi resesi dikarenakan investasi ini tergolong aman.

2. Harga lebih rendah
Selama resesi, biasanya ada lebih sedikit pembeli, sehingga properti terjual lebih lama di pasaran. Hal ini membuat Developer Properti cenderung menurunkan harga listing mereka agar properti terjual. Dengan begitu, biasanya harga properti jadi lebih rendah. 

3. Suku bunga rendah
Biasanya suku bunga diturunkan ketika resesi, sebagai sarana untuk merangsang ekonomi. Bank-bank jadi serta-merta menurunkan tingkat nilai bunga pinjaman. Kalau suku bunga jadi lebih rendah, para debitur akan membayar lebih sedikit dalam jangka panjang. Hal ini jelas memberi tingkat yang lebih menguntungkan bagi peminjam yang mendapatkan pinjaman bank untuk membeli rumahnya.

4. Lebih sedikit persaingan
Resesi sering menjadikan orang berada dalam posisi keuangan yang sulit, sehingga membuat mereka bahkan tidak mampu membeli rumah sendiri. Hal ini menghasilkan lebih sedikit persaingan di pasar properti, bagi mereka yang masih mampu membelinya.

 

Kontra Membeli Rumah

Membeli properti selama masa resesi bisa menjadi pilihan yang baik bagi banyak investor—tetapi tidak untuk semua orang. Pasalnya, resesi bisa menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan membuat krisis keuangan.

1. Ketidakpastian finansial
Selama resesi, tingkat pengangguran dapat meroket, dengan banyak pekerjaan terhenti, atau setidaknya banyak dilakukan eliminasi. Stabilitas pendapatan dapat berubah dengan cepat. Likuiditas dapat menjadi penting selama periode ini, dan mengalokasikan uang ke properti mungkin bisa jdi tidak ideal.

2. Tidak ada pinjaman
Bank memahami bagaimana ketidakpastian ekonomi dapat memengaruhi pekerjaan siapa pun. Jadi, mungkin sebagian bank cenderung tidak menyetujui banyaknya pinjaman dan mempersulit untuk mendapatkan pinjaman yang disetujui untuk melindungi keuntungan mereka selama resesi.

3. Berkurangnya pilihan properti
Dengan persaingan yang lebih sedikit dan harga yang lebih rendah, beberapa Developer bisa jadi akan menarik properti mereka dari pasar atau memilih untuk menunggu. Hal ini menjadikan lebih sedikit pilihan properti yang tersedia untuk dipilih pembeli.

 

Setelah mengetahui pro dan kontra yang ada terkait membeli rumah saat resesi, diharapkan cukup memberi gambaran akan bagaimana kondisi finansial global yang akan datang. Namun, tetap tidak bisa menetapkan sebuah kesimpulan apakah haruskah beli rumah atau tidak. Pada akhirnya, semua keputusan ada di tangan pembeli. Informasi terkait pro dan kontra di atas hanyalah sejumlah aspek yang bisa menjadi bahan pertimbangan. Karena, dengan edukasi dan strategi yang matang, pembeli sebenarnya bisa membeli rumah kapan saja.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top